BUIH MENTAYA & PERAHU KETINTING
[foto-foto: © indra nara persada]
Air Mentaya membuih, menggelombang diterpa mesin ketinting.
Tak lagi bening. Tapi coklat, dipenuhi polutan pekat. Lumpur
bercampur minyak,
serta kayu yang kadang menyekat.
|
Sekuntum ucap, ‘Selamat Datang di Sampit’.
Bukan di jalan besar, tapi di sungai raya, di tepi Sungai Mentaya.
|
Di air keruh, ketinting melaju. Di antara minyak dan residu,
tak juga terasa mengganggu.
|
Di riak mengalir tenang, ketinting seperti melayang.
Bayang-bayang sepanjang bayang.
|
Speedboat,
kapal, dan awan berarak. Menyisakan jarak. |
Menunggu, mungkin membosankan. Tapi ia bagian dari
keberangkatan. Sebelum ketinting meninggalkan pelabuhan.
|
No comments:
Post a Comment